Ketika gue ditanya apa film serial TV luar negeri favorit gue, gue bakal jawab nama salah satu film serial TV luar negeri yang mungkin anak-anak remaja jaman sekarang banyak yang kurang suka yaitu Omar The Series.
Yap, lo nggak salah baca. Memang kayaknya buat ukuran anak muda film serial favorit gue itu terlalu kolot apalagi mengingat kalau gue masih duduk di bangku XI SMA. Tapi ada banyak hal yang harus lo ketahui dari film serial yang bener-bener menyentuh hati ini. Bukan karena gue agamais orangnya jadi nggak suka yang buatan Hollywood atau Asia dan bukan juga karena nama gue hampir sama: Umair dan Umar. Hehe...:D
Ada banyak hal yang menarik pada dalam serial ini disamping sisi religius-nya. Yang gue suka dari film ini adalah unsur sejarahnya yang memang paling utama dalam membuat semacam film kolosal. Jujur, ketika gue menonton episode demi episode serial ini benar-benar seperti terbawa ke zaman Rasulullah SAW beserta para shahabatnya masih hidup. Arsitektur dan busananya juga terlihat sangat menarik mulai dari yang menampilkan peradaban Arab, Romawi, sampai Persia.
Karakteristik Umar bin Khattab RA, walau kontroversial karena fisiknya digambarkan, terlihat sekali bahwa sang sutradara dan orang-orang yang terlibat dalam pembuatan serial Omar sangat memerhatikan karakteristik para tokoh seperti para shahabat berdasarkan hadits. Bukan cuma Sameer Ismail yang berhasil menghidupkan karakter Umar dengan baik tapi juga aktor lainnya seperti Ghassan Massoud pemeran Abu Bakar RA, Ghaneem Alzerla pemeran Ali bin Abi Thalib RA, Tameer Arbed pemeran Ustman bin Affan RA, dan Feysal Amiri pemeran Bilal bin Rabbah RA.
Satu lagi yang gue suka adalah musiknya. Entah kenapa setelah sering mendengar musik openingnya, masih sering terngiang di kuping gue. Dan gue demen banget buat ngedengernya. Kalo gue diminta temen bikin video atau presentasi, gue bakal make musik opening serial Omar. Tapi sayangnya, gue nggak tau dimana bisa download musiknya.
musiknya terdengar di awal video ini:
Kalo ada yang tau kasih gue link-nya dong...
Untuk adegan-adegan pertempuran di serial Omar seperti Pertempuran Badar, Uhud, Khandaq, Yamamah, dan masih banyak lagi yang gue capek nulisnya, emang terasa kurang greget. Tapi itu bukan masalah karena gue jauh lebih tertarik dengan unsur sejarah dan akting-nya. Seperti yang udah gue tulis diatas, unsur sejarah adalah yang terpenting untuk film kolosal.
Coba bandingin sama film ini,
Untuk efek visual, Omar memang kalah. Tapi film 300-nya Zack Snyder terlalu kelewatan berkreasi (dan terlalu banyak CGI pula). Ada raksasa mirip gabungan Ogre dan Troll, makhluk raksasa mirip badak, Raja Xerxes yang banyak tindikannya, adegan action yang berlebihan, dan yang paling parah adalah para prajurit Sparta yang cuma pake kancut! Semua itu sudah merusak unsur sejarah pada film 300 walau film ini diadaptasi dari novel grafis berjudul sama karya Frank Miller. Tapi tetap saja merusak sejarah karena Pertempuran Thermopylae yang pernah benar-benar ada malah jadi seperti pertempuran fiktif.
Untuk unsur sejarah, Omar The Series adalah yang terbaik.
Film-film serial kolosal jaman sekarang terutama yang dari Hollywood atau Asia cenderung lebih mengedepankan unsur action (terutama yang perang-perangan) dan percintaan hingga semuanya malah berkesan merusak unsur sejarah. Beda dengan Omar The Series. Bagaimana kisah hidupnya dari saat ia masih menjadi seorang pemuda Quraisy sampai ia menjadi seorang Amirul Mukminin benar-benar berhasil dihidupkan dalam serial ini tanpa membuatnya menjadi sangat membosankan. Acungan 2 jempol gue buat sutradara Hatem Ali dan mereka yang berpartisipasi dalam pembuatan serial ini.
Mungkin lu suka film serial ini
Atau yang ini
Atau yang dibikin sama orang bule
Atau yang dari Indonesia... *bitch please
Semua itu kalah dengan ini terutama dalam unsur sejarahnya
Tapi kalau masih tetap favorit dengan film-film serial kolosal diatas (kecuali Omar) sih nggak apa-apa. Selera kita berbeda-beda. Gue juga nggak maksa lu semua buat nonton Omar dan menyukainya. Tapi jujur gue lebih suka yang mengedepankan unsur sejarahnya daripada sekedar action dan percintaan mengingat target gue adalah sejarah saat kuliah nanti. Do'akan ya...
Yap, lo nggak salah baca. Memang kayaknya buat ukuran anak muda film serial favorit gue itu terlalu kolot apalagi mengingat kalau gue masih duduk di bangku XI SMA. Tapi ada banyak hal yang harus lo ketahui dari film serial yang bener-bener menyentuh hati ini. Bukan karena gue agamais orangnya jadi nggak suka yang buatan Hollywood atau Asia dan bukan juga karena nama gue hampir sama: Umair dan Umar. Hehe...:D
Ada banyak hal yang menarik pada dalam serial ini disamping sisi religius-nya. Yang gue suka dari film ini adalah unsur sejarahnya yang memang paling utama dalam membuat semacam film kolosal. Jujur, ketika gue menonton episode demi episode serial ini benar-benar seperti terbawa ke zaman Rasulullah SAW beserta para shahabatnya masih hidup. Arsitektur dan busananya juga terlihat sangat menarik mulai dari yang menampilkan peradaban Arab, Romawi, sampai Persia.
Sameer Ismail pemeran Khalifah Umar RA |
Karakteristik Umar bin Khattab RA, walau kontroversial karena fisiknya digambarkan, terlihat sekali bahwa sang sutradara dan orang-orang yang terlibat dalam pembuatan serial Omar sangat memerhatikan karakteristik para tokoh seperti para shahabat berdasarkan hadits. Bukan cuma Sameer Ismail yang berhasil menghidupkan karakter Umar dengan baik tapi juga aktor lainnya seperti Ghassan Massoud pemeran Abu Bakar RA, Ghaneem Alzerla pemeran Ali bin Abi Thalib RA, Tameer Arbed pemeran Ustman bin Affan RA, dan Feysal Amiri pemeran Bilal bin Rabbah RA.
Satu lagi yang gue suka adalah musiknya. Entah kenapa setelah sering mendengar musik openingnya, masih sering terngiang di kuping gue. Dan gue demen banget buat ngedengernya. Kalo gue diminta temen bikin video atau presentasi, gue bakal make musik opening serial Omar. Tapi sayangnya, gue nggak tau dimana bisa download musiknya.
musiknya terdengar di awal video ini:
Untuk adegan-adegan pertempuran di serial Omar seperti Pertempuran Badar, Uhud, Khandaq, Yamamah, dan masih banyak lagi yang gue capek nulisnya, emang terasa kurang greget. Tapi itu bukan masalah karena gue jauh lebih tertarik dengan unsur sejarah dan akting-nya. Seperti yang udah gue tulis diatas, unsur sejarah adalah yang terpenting untuk film kolosal.
Coba bandingin sama film ini,
Untuk efek visual, Omar memang kalah. Tapi film 300-nya Zack Snyder terlalu kelewatan berkreasi (dan terlalu banyak CGI pula). Ada raksasa mirip gabungan Ogre dan Troll, makhluk raksasa mirip badak, Raja Xerxes yang banyak tindikannya, adegan action yang berlebihan, dan yang paling parah adalah para prajurit Sparta yang cuma pake kancut! Semua itu sudah merusak unsur sejarah pada film 300 walau film ini diadaptasi dari novel grafis berjudul sama karya Frank Miller. Tapi tetap saja merusak sejarah karena Pertempuran Thermopylae yang pernah benar-benar ada malah jadi seperti pertempuran fiktif.
Untuk unsur sejarah, Omar The Series adalah yang terbaik.
Mungkin lu suka film serial ini
Atau yang ini
Atau yang dibikin sama orang bule
Semua itu kalah dengan ini terutama dalam unsur sejarahnya
Tapi kalau masih tetap favorit dengan film-film serial kolosal diatas (kecuali Omar) sih nggak apa-apa. Selera kita berbeda-beda. Gue juga nggak maksa lu semua buat nonton Omar dan menyukainya. Tapi jujur gue lebih suka yang mengedepankan unsur sejarahnya daripada sekedar action dan percintaan mengingat target gue adalah sejarah saat kuliah nanti. Do'akan ya...
Jadi guru sejarah aja lebih bagus dan manfaat buat umat
BalasHapusJadi guru sejarah aja lebih bagus dan manfaat buat umat
BalasHapus