Sabtu, 01 Februari 2014

Kisah Sa'id Nursi Dalam Animasi 3D

Bediuzzaman Sa'id Nursi (1877-23 Maret 1960) adalah seorang ulama sekaligus filsuf muslim terkemuka asal Turki yang menyusun buku tafsir Al-Qur'an berjudul Risale-i-Nur setebal lebih dari enam ribu halaman. Saat beliau masih hidup, ia adalah salah satu tokoh yang paling ditakuti oleh pemerintahan sekuler Turki. Hingga ia ditahan dan diasingkan. Kayaknya, tokoh kita satu ini cukup menarik untuk ditelusuri. Lalu, bagaimana bila kisah hidup beliau diangkat dalam film animasi layar lebar?


Pada tahun 2011 lalu, industri perfilman Turki merilis sebuah film animasi 3d arahan sutradara  Orhan Öztürk Esin berjudul God's Faithful Servant: Barla. Film ini menceritakan kisah Bediuzzaman Sa'id Nursi selama masa pengasingannya di Barla sebelum kemudian dipindahkan ke Isparta. Pihak kru dan animator menggunakan motion capture untuk menciptakan gerakan tokoh-tokohnya dan membuat film ini menjadi film animasi pertama Turki yang menggunakan motion capture (kayak yang dipakai di The Adventures Of Tintin dan Final Fantasy VII: Advent Children).

Pada tahun 1927, Sa'id Nursi diasingkan ke Barla. Selama masa pengasingannya itulah ia tinggal disebuah gubuk milik seorang warga desa yang baik hati. Kemuliaan hati Sang Bediuzzaman (Keajaiban Zaman) membuat banyak warga desa yang kagum padanya dan menjadi muridnya. Selama masa pengasingannya inilah, Sa'id Nursi menyusun kitab Risale-i-Nur sambil dibantu oleh murid-muridnya. Ternyata, keberadaan Sa'id Nursi di Barla membuat pemerintahan sekularis justru gelisah dan beberapa kali melakukan percobaan pembunuhan terhadapnya (sayangnya selalu gagal). Hingga akhirnya beliau dipindahkan ke Isparta.

Bediuzzaman Sa'id Nursi mengadakan halaqoh bersama murid-muridnya

Walaupun grafik animasi di film ini masih kalah dengan yang buatan Hollywood atau yang buatan Jepang dengan teknik motion capture yang masih agak kaku, tapi dua jempol gue tetap untuk film ini. Pihak sutradara dan animator terlihat sekali bertangan dingin dalam pembuatan film ini berusaha menghidupkan kembali perjuangan mulia Bediuzzaman Sa'id Nursi dan murid-muridnya. Adegan yang paling gue suka adalah ketika Sang Ustadz (julukan murid-muridnya untuk beliau) mengadakan halaqoh disebuah tempat yang indah tak jauh dari desa bersama murid-muridnya. 

Walaupun kelemahan tetap ada pada film ini, yaitu pada ekspresi wajah tokoh-tokohnya yang terkadang lempeng, namun film ini tetap wajib menjadi pilihan terbaik untuk ditonton. Apalagi untuk para pejuang dakwah kayak yang ngebaca artikel ini (Hehehe). 

Sampai sini dulu aja ya. Bagi yang ingin mengunduh film-nya bisa langsung ke sini


Tidak ada komentar:

Posting Komentar