Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.
(QS Al-Imran, 3: 114)
Jika tulus mengikuti suara nuraninya dan berjuang demi tujuan agama, seseorang dapat hidup dengan nilai-nilai Al-Qur'an sama seperti mukmin... sejati sebagaimana dilukiskan dalam ayat-ayat Qur'an.
Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW: Apakah iman itu? Beliau menjawab: Ketika perbuatan baik menjadi sumber kebahagiaan bagimu dan perbuatan jahat menjadi sumber kejijikan bagimu, maka engkau mukmin. Laki-laki itu lalu menanyai Rasulullah SAW: Apakah dosa itu? Untuk mana beliau menjawab: Ketika sesuatu mengganggu nuranimu, hentikanlah. (HR. Ahmad)
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (QS Fathir, 35: 32)
Mukmin yang beriman teguh berjuang meraih tingkat tertinggi kesempurnaan akhlak yang ia mampu. Ia mengetahui ia dapat menyenangkan Allah dan meraih kasih dan ridha-Nya hanya dengan cara ini. Inilah sebenarnya tujuan keberadaannya di bumi; agar mampu meraih ridha Allah dan izin-Nya melalui penghormatan sepantasnya kepada-Nya.
Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik. (QS Al-Isra, 17: 19)
Mereka itu bersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya. (QS Al-Mu'minun, 23: 61)
(Yaitu Tuhan) Yang telah menciptakanku, maka Dialah yang menunjukiku. Dan Tuhanku, Dia Yang memberi makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku. Dan Yang akan mematikanku, kemudian akan menghidupkanku (kembali). Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat. (Ibrahim berdoa): ‘Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmat dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh.’” (QS Al-Syu`ara, 26: 78-83).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar