“Ah, Indonesia negaranya payah”
“Capek gue lama-lama tinggal di negeri ini”
“Coba aja gue terlahir di Inggris, Jepang, Korea atau dimana kek yang pentng negaranya maju, makmur, dan sejahtera”
“Ya Allah… Indonesia panas banget sih! Neraka bocor nih”
“Koneksi internet di negara kita lelet banget sih! Gimana sih pak Menkominfo!?”
“UN cuman bikin tambah berat aja! Gimana sih pak Mendikbud!?”
“Disini apaan aja gampang naik harganya”
Hinaan-hinaan diatas benar-benar nggak jarang saya dengar ketika masih
duduk di bangku sekolah menengah. Dan yang mengucapkannya, yup, siapa
lagi kalau bukan teman-teman pelajar yang satu jenjang dengan saya.
Mungkin bisa saja anda berpikir bahwa para pelajar yang mengeluarkan
hinaan di atas bisa jadi adalah pelajar yang cukup cerdas, berpikiran
kritis, dan selalu jeli serta update mengamati keadaan negeri ini. Kalau
anda sampai berpikiran seperti itu, bisa jadi anda tidak sepenuhnya
benar. Karena bisa saja yang mengucapkan hinaan-hinaan di atas adalah
pelajar-pelajar yang jauh dari kesan berprestasi, jauh dari nilai rapot
yang bagus, sering bolos, dan sering melanggar tata tertib dan aturan
yang berlaku.
Kenapa sih pelajar kok kayak gitu ya? Bukannya yang
kemungkinan besar bakal jadi poros kemajuan dan kebangkitan bangsa kita
yang tercinta ini adalah mereka sendiri ya? Harusnya mereka jadi
cerminan hal-hal baik bagi generasi-generasi selanjutnya. Yup, saya
sendiri cuma bisa facepalm dan pasrah melihat kelakuan mereka itu. Dan
tak jarang pula yang mengeluarkan hinaan-hinaan itu dari mulutnya adalah
teman sebangku saya sendiri :facepalm:.
Saya sendiri mengakui bahwa mungkin saya seperti
itu dulu, tapi kemudian saya belajar untuk mencintai negeri ini, belajar
untuk mempersiapkan diri agar bisa membuahkan karya dan bakti bagi
negeri ini (Aamiin… Do’ain dong *ngarep).
Hinaan-hinaan tersebut sering saya dengar tak hanya
dari pelajar sekolah tempat saya menuntut ilmu tapi juga oleh para
pelajar dari sekolah-sekolah lain. Lingkungan mengubah kepribadian
social seseorang.
Mungkin itu bisa menjadi jawaban atas problematika apa
yang mengubah para pelajar terutama dari kalangan sekolah menengah
berani mengucapkan hal-hal seperti itu.
Ingatlah bahwa hinaan sama sekali tidak berpengaruh
apa-apa bagi perkembangan negeri ini. Apakah dengan menghina, harga BBM
jadi turun? Koneksi internet jadi super cepat? Janganlah berharap
seperti itu, wahai para mulut kotor.
Dilihat dari keadaan negeri ini, dari sisi
keadaan ekonomi, politik, social, dan lingkungan, pantaslah para pemuda
berani menghina-hina ibu pertiwi yang padahal sudah membesarkan mereka
dan mengasuh mereka tanpa pernah menagih apapun dari para pemuda yang
padahal sudah mengambil begitu banyak keuntungan selama diasuh oleh sang
ibu. Apakah kita juga seperti itu terhadap ibu kandung kita sendiri?
Ibu pertiwi hanya bisa menangis melihat para pemuda seperti itu.
Baru lulus aja udah corat-coret? Saya pikir pelajar adalah cerminan dari suatu negara itu sendiri |
“Beri saya satu pemuda maka akan kuguncang Indonesia. Beri saya sepuluh pemuda maka kan kuguncang dunia”
Masih ingat dengan quote-nya Sang Proklamator,
Founding Father, Bapak Ir. Soekarno yang harusnya menjadi penyemangat
dan pemantik api nasionalisme di hati para pemuda Indonesia saat itu?
Tentunya kalian saya semua masih ingat. Saya sendiri masih ingat dengan
sangat jelas. Namun melihat keadaan para pemuda yang seenaknya menghina
negeri ini tanpa mengingat apa yang telah ibu pertiwi berikan, kata-kata
Bung Karno diatas sudah seperti tulisan “Jagalah Kebersihan” di
pinggiran jalan yang penuh dengan ceceran sampah.
Setidaknya, keadaan negara kita yang jauh dari
kesan beres karena banyaknya masalah-masalah kompleks mulai dari pilpres
yang penuh dengan percekcokan, pendidikan dan kesehatan yang masih
sulit diraih bagi sebagian besar penduduk Indonesia, korupsi yang
merajalela, harga pokok yang mulai mengalami inflasi, dan lain
sebagainya jangan sampai membuat kita menjadi pribadi yang kasar serta
suka menghina negeri ini. Harusnya kita mengubah diri ini lebih
termotivasi untuk menjadi tonggak kemjuan bangsa kelak.
Kata siapa Indonesia tidak bisa menjadi negara
maju? Bila ada orang yang sampai berkata seperti itu, maka dia tidak
lebih dari belalang sembah betina yang memakan kepala belalang sembah
jantan yang padahal baru saja dinikahinya.
Percayalah bahwa negeri kita tercinta ini akan
menjadi negeri yang maju dan makmur. Berawal dari diri sendiri, kita
ubah sikap kita terhadap bangsa. Mulailah dari hal-hal yang dianggap
kecil dan sesuai dengan apa yang bisa kita lakukan. Seperti pelajar yang
masih duduk di bangku sekolah, mulailah belajar dengan rajin begitupun
juga dengan yang berjenjang lebih tinggi seperti mahasiswa. Intinya, hal
terbaik adalah membuahkan karya bagi negeri ini.
Tenang saja, Bung Karno, jangan sedih. Masih banyak
pemuda-pemuda yang peduli akan nasib bangsa ini dan bertekad kuat untuk
berbakti dan berkarya bagi negeri ini bukan yang hanya bisa menghina
dan menghina saja.
Tugas pelajar bukan menghina negara, dek!
“Jangan tanyakan apa yang negara berikan padamu. Tapi tanyakan apa yang kamu berikan pada negara”
-John F. Kennedy-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar