Berawal mula dari tanggal 2 September tahun 2014 dimana hari itu merupakan pertemuan pertama mata kuliah jurnalistik Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Sosial dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta (bleh bleh bleh… lengkap banget, bang). Pak Alip Kunandar selaku dosen pengampu memperkenalkan situs Kompasiana kepada kami, para mahasiswa baru. Sebenarnya, ini mungkin bukan kali pertama kami melihat situs menarik ini. Karena saya sendiri, atau mungkin teman-teman yang lain, pernah membaca postingan-postingan di Kompasiana sejak duduk di bangku sekolah menengah. Mulai dari tulisan sang maestro bang Yusran Darmawan ataupun yang kontroversial seperti Jilbab Hitam yang sempat membuat geger dunia jurnalistik Indonesia sekitar pertengahan 2013.
Pada
pertemuan pertama tersebut, pak Alip menjelaskan kepada kami banyak hal
mengenai situs ini. Mulai dari cara mem-publish ataupun
tingkatan-tingkatan postingan dalam situs ini. Beliau juga memberitahu
kami bahwa ini bagian dari tugas penambah nilai kami selama kuliah.
Pemberian nilai bisa ditentukan melalui tingkatan postingan dengan
syarat 500 kata dan di-tag “jurnalistik14uinjogja”.
Pak
Alip juga kemudian memperlihatkan kepada kami nilai-nilai mahasiswa
senior mulai dari yang banyak meraih nilai karena sudah banyak
tulisannya yang meraih headline ataupun yang nilainya jelek karena sudah males-malesan nulis, trending article pun
nggak masuk. Ada juga yang nggak pernah masuk headline tapi nilainya
banyak karena rajin nulis. Saya sendiri pun nggak tahu apakah saya jadi
termasuk mahasiswa yang rajin nulis ataupun males-malesan nantinya.
Berbekal
pengalaman saya menulis di blog dengan alamat
birunyasamudra.blogspot.com (silahkan dikunjungi tapi sekarang sepi
tulisan baru hehe), saya mulai meregistrasi akun baru Kompasian. Perlu
diketahui, bahwa saya sebelumnya pernah mendaftar akun tapi nggak pernah
saya buka lagi karena lupa password-nya (heuuhh… -___-). Tapi karena
ilham (bukan Ilham temen saya yang dari Cirebon) untuk menulis belum
nongol-nongol juga, yaudah… saya cuma bisa sebatas melengkapi data diri
yang ada, menambah pak Alip sebagai teman saya (termasuk syarat untuk
masuknya nilai), ataupun membaca-baca tulisan para kompasianer lainnya.
Alhamdulillah…
akhirnya Ilham datang juga sambil membawa gorengan dan cemilan kesukaan
saya (hehh… salah alamat tulisannya). Inspirasi akhirnya datang juga
setelah keesokan harinya, tanggal 3 September 2014, saya mengikuti User Education, yaitu
semacam pengenalan perpustakaan kampus UIN Sunan Kalijaga bagi
mahasiswa baru (bisa dibaca di tulisan saya yang berjudul “Mengintip
Canggihnya Perpustakaan Kampus UIN Sukijo”). Saya akhirnya memutuskan
untuk menulis postingan pertama tentang salah satu fasilitas penting
bagi mahasiswa ini.
Yup,
ternyata ada nilai lebih dan kesenangan tersendiri ketika menulis di
Kompasiana bukan hanya sekedar agar dapat nilai dari pak dosen. Saya
mengintip (ihh… nakal wkwk) tulisan teman-teman sekelas saya di
Kompasiana. Tulisan mereka pun beragam temanya mulai dari yang sekedar
menulis tips, menulis opini tentang fenomena-fenomena sosial di
Yogyakarta maupun di Indonesia, ada yang bahkan menyindir teman
sekelasnya sendiri, pertandingan sepakbola, atau bahkan yang tulisannya
bersifat religius.
Tulisan
mereka bagi saya mungkin belum bisa dijadikan bandingan bagi para
headline legend di Kompasiana. Namun saya berharap kedepannya merekalah
yang nanti akan menjadi penerus para legend. Adanya para penulis junior
benar-benar memberikan warna baru tersendiri dunia tulis-menulis (atau
ketik-mengetik). Bahkan salah seorang teman sekelas saya sudah ada dua
tulisannya yang masuk headline.
Selagi
masih muda, otak masih segar, jiwa masih sehat, inspirasi untuk menulis
sangat mudah didapat. Dimulai dari pengalaman yang mungkin orang lain
juga pasti pernah mengalaminya seperti menyantap somad (soto Madura) di
siang hari, nyasar saat pertama kali naik TransJogja, ataupun yang
ditanyain sama bule Prancis di emperan Malioboro tapi nggak ngerti dia
ngomong apa. Inspirasi sangat mudah didapatkan jadi jangan sia-siakan
kesempatan.
Saya
sendiri berharap semoga saya dan teman-teman satu jurusan saya
mempublish artikel di Kompasiana bukan hanya sekedar agar dapat nilai
tapi juga untuk memberikan sumbangsih pengalaman, opini, dan
pengetahuan. Jadi jangan segan-segan berbagi tulisan selagi inspirasi
masih meluap-luap. Tapi ingat, jangan buat tulisan yang menyulut cyber conflict karena dunia tulis-menulis di Indonesia seharusnya etis dan cinta damai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar