Sita mendapat kabar penting dari pos Jagawana gunung Sarangan, gunung yang terkenal dengan ‘daerah angkernya”, bahwa sudah dua hari ini, Gancar adiknya dan beberapa teman grup pendaki belum lapor ke pos satu, dikuatirkan mereka hilang di tengah jalur pendakian. Kejadian ini membuat Sita shock, saat itu juga Sita bersama Oji bergegas untuk berangkat menyusul mencari Gancar dkk
Tanpa sepengetahuan Sita dan Oji, Bagus mendatangi Tito, sahabat lama yang mengasingkan diri karena trauma dengan masa lalu yang menghancurkan persahabatan mereka. Dahulu Norman dan Tito pernah hilang di gunung Sarangan.
Saat itu hanya Tito yang selamat, Norman dinyatakan hilang secara misterius di salah satu lokasi angker gunung Sarangan. Semenjak peristiwa itu, Tito selalu dihantui rasa bersalah. Ia memutuskan untuk menjauh dari kegiatan pecinta alam. Bagus memaksa Tito untuk ikut naik gunung dan membantu menjadi volunteer SAR untuk mencari Gancar dkk. Tito akhirnya mau membantu, berpikir bahwa ini adalah saat yang tepat untuk menebus kesalahannya dahulu
Setelah berhari-hari menjalani pencarian, ternyata kejadian ini membuahkan titik terang jawaban bagi Tito. Teka
teki akan hilangnya Norman yang tidak pernah terselesaikan akhirnya terjawab. Apakah mereka berhasil menemukan Gancar dkk?
Ditemukan seorang korban mutilasi di dalam sebuah koper yang ditemukan oleh seorang pemancing di pinggiran kali. Pelaku mutilasi tersebut bernama Rein, seorang pemuda yang memiliki masa lalu kelam. Sebenarnya Rein seorang pemuda yang baik, pendiam, dan tidak banyak tingkah. Dia bekerja di sebuah perusahaan swasta dan di sukai oleh banyak orang. Rein tinggal bersama sahabat baiknya yang bernama Steven dan keduanya saling mencintai. Tetapi masa lalunya yang kelam membuat Rein trauma. Saat Rein masih sekolah, dia sering dianiaya oleh teman-temannya. Ibunya sendiri berselingkuh dengan lelaki lain. Bahkan gadis yang dicintai Rein pun berhianat dan mencintai lelaki lain. Rein kesal melihat penghianatan yang di lakukan oleh siapa pun. Suatu hari Rein dicari polisi karena dia dilaporkan oleh seorang anak yang pernah dianiaya oleh Rein. Kini Rein menjadi buronan polisi.
3. Serigala Terakhir (2009)
3. Serigala Terakhir (2009)
Di sebuah pinggiran Jakarta sekelompok remaja laki-laki tumbuh dan menjalin persahabatan yang kuat. Mereka adalah Ale (Fathir Muchtar), Jarot (Vino G Bastian), Lukman (Dion Wiyoko), Sadat (Ali Syakieb), Reza Pahlevi (Fatir), dan Jago (Dallas Pratama). Ale adalah sosok yang paling menonjol di antara mereka. Jiwa pemimpinnya sangat kentara sekali. Sementara Jarot adalah sosok yang paling tidak banyak omong dan tertutup.
Suatu peristiwa dalam sebuah pertandingan sepak bola berakhir dengan keributan. Pada saat itu Ale tampak terdesak karena lawannya menggunakan pisau. Mereka semua berusaha membantu Ale. Jarotlah yang berhasil melumpuhkan lawan dan tanpa diduga pisau itu tertancap di tubuh lawan yang rubuh bersimbahkan darah, dan mati. Seketika semua diam dan kemudian kabur meninggalkan Jarot seorang diri yang berdiri terpana tidak percaya.
Persahabatan yang sudah mereka jalin erat diuji. Jarot harus mengalami pengalaman pahit di penjara seorang diri. Tidak ada seorang sahabat pun yang memperdulikannya.
Perasaan sakit hati dan terkhianati mengubah Jarot menjadi lelaki yang keras. Keputusannya setelah keluar dari penjara untuk bergabung di kelompok Naga Hitam membuatnya jadi berseberangan dengan kelompok Ale. Karena kelompok Naga Hitam adalah musuh besar kelompok Ale.
Intrik demi intrik semakin rumit. Terlebih lagi ketika Jarot menjalin cinta lamanya kembali secara diam-diam dengan Aisya (Fanny Fabriana), adik Ale. Keputusan Jarot ini dianggap membahayakan kedua kelompok yang berseteru.
4. Merah Putih (2009)
Berkisah tentang perjuangan melawan tentara Belanda pada tahun 1947. Amir (Lukman Sardi), Tomas (Donny Alamsyah), Dayan (Teuku Rifnu),Soerono - Zumi Zola, dan Marius (Darius Sinathrya) adalah lima kadet yang mengikuti latihan militer di sebuah Barak Bantir di Semarang Jawa Tengah. Masing-masing mempunyai latar belakang, suku, dan agama yang berbeda. Suatu ketika, kamp tempat mereka berlatih diserang tentara Belanda. Seluruh kadet kecuali Amir, Tomas, Dayan dan Marius terbunuh. Mereka yang berhasil lolos, bergabung dalam pasukan gerilya di pedalaman Jawa. Disana,mereka menemui strategi untuk mengalahkan banyak pasukan Belanda.
5. Glitch (2009)
Latar waktu film ini dipilih pada tanggal 26 Desember 2004 sebelum terjadinya tsunami. Saat itu, Andi dan Dara terpaksa mengantarkan Teten pulang ke Cibubur setelah menghabiskan waktu di sebuah tempat hiburan. Pada saat bersamaan, terjadi kekacauan waktu (time glitch) di berbagai belahan dunia, termasuk di Jakarta. Dalam perjalanan kemudian, ketiganya diserbu kabut tipis dan tiba-tiba mereka telah berpindah tempat berada di Bukittinggi, Sumatera Barat. Setelah itu mereka pun mengalami berbagai kejadian janggal. Mulai dari Dara yang tiga kali berpapasan dengan seseorang yang sama, Teten yang mendadak berada di tengah danau, juga Andi yang dua kali melihat pengendara sepeda motor melintas di depan rumah Dara.
6. Merantau (2009)
8. Demi Dewi (2010)
6. Merantau (2009)
Di Minangkabau, Sumatra Barat, merantau adalah tradisi yang harus dijalankan setiap anak laki-laki. Yuda (Iko Uwais), pesilat Harimau handal, dalam persiapan akhir untuk memulai perantauannya. Ia harus meninggalkan keluarganya, kenyamanan dan keindahan kampung halamannya, dan membuat nama untuk dirinya di kota Jakarta.
Nasib mempertemukan Yuda dengan yatim piatu Adit (Yusuf Aulia) dan kakaknya, Astri (Sisca Jessica) yang terancam menjadi korban organisasi ilegal human trafficking.
Organinsasi perdagangan manusia itu dipimpin orang Eropa, Ratger (Mads Koudal) dan tangan kanannya Luc (Laurent Buson). Perkelahian terjadi antara Yuda dan tukang pukul Ratger yang dipimpin Johni (Alex Abbad). Yuda terpaksa melarikan diri bersama Astri dan Adit dari kejaran mucikari dan preman-preman. Namun, akhirnya Yuda harus menghadapi pertarungan akhir yang dapat mengakhiri dan membebaskannya dari kejaran kelompok penjahat.
7. The Police (2009)
Film ini menceritakan tentang persahabatan tiga polisi muda yang idealis, Jono, asli Betawi (Vino G. Bastian), Ucok, asli Batak (Teguh Leo), Albert, asli Ambon (Diaz Theo)
Jono dan Ucok yang ditugaskan sebagai reserse, berambisi mengungkap kasus besar, namun setiap hari mereka hanya menangani kasus-kasus biasa. Pekerjaan Jono kurang mendapat persetujuan dari orang tuanya, H. Dullah (Malih). Suatu ketika dalam sebuah tugas Jono dan Ucok berhasil mengungkap satu kasus perjudian hingga masuk pemberitaan media massa. Semangat untuk mendapatkan tugas besar pun semakin menyala
Saat Jono melakukan aktifitasnya sebagai polisi tanpa sengaja hampir tiap pagi ia sering melihat gadis cantik, Anita (Marissa Nasution). Jono pun mulai suka, bahkan selalu terbayang dalam mimpi. Melalui Ucok, Jono berhasil kenalan dengan Anita, namun Anita cuek. Sementara Albert yang bertugas sebagai polisi lalulintas berkat kepeduliannya menolong wanita hamil yang mau melahirkan di jalan, ia pun menjadi bahan pemberitaan media massa
Ketiganya berkumpul dalam sebuah tim khusus untuk membongkar sindikat besar yang dibentuk Kombes Surya (Ki Kusumo) yaitu sindikat narkoba besar yang dipimpin Coki Andrean (Ferry Irawan).8. Demi Dewi (2010)
Saat mengantar suaminya Terry (Sandy Taroreh) berangkat kerja, Adara (Wulan Guritno) menyaksikan putri kesayangannya Dewi (Bulan Ayu) diculik pria bermantel yang belakangan diketahui bernama Leo (Winky Wiryawan). Tujuannya adalah uang tebusan yang nyaris bernilai setengah miliar rupiah. Adara mencemaskan kondisi Dewi yang menderita asma. Di lain pihak Leo begitu memperhatikan Dewi yang mengingatkannya pada putri ciliknya, yang meninggal karena sakit dan tidak memiliki biaya untuk membayar operasi.
9. Ratu Kostmopolitan (2010)
Gina (Luna Maya) pontang-panting kerja sambilan sebagai wartawan, Tari (Tyas Mirasih) jungkir balik jadi guru aerobik dan Zizi (Imey Liem) menjadi seniman tatto. Mereka adalah sahabat yang harus kerja sambilan agar tetep bisa kuliah di Jakarta. Untungnya ibu Laksmi (Yatti Surachman), pemilik kost khusus mahasiwi tempat mereka tinggal ini, sebenarnya cukup perhatian dengan tidak semena-mena menagih uang kost. Suatu hari datang segerombolan preman suruhan mafia tanah yang datang meneror perumahan tempat mereka tinggal. Para preman yang di ketuai oleh Rido (Reza Pahlevi) mengintimidasi para penduduk untuk segera menjual tanah mereka dengan harga murah. Bahkan sampai membakar beberapa area perumahan agar segera dikosongkan. Dibantu oleh ketua Karang Taruna idola mereka, Seno (Fathir Mochtar) , tiga mahasiswitadi menyusun strategi unik melawan para preman tersebut. Gina dengan keahlian masaknya membuat preman kocar-kacir dengan senjata andalannya : wajan dan sutil. Tari, dengan gerakan-gerakan aerobik dan dua cermin kembarnya siap untuk menaklukan para Mafia. Sedangkan Zizi yang percaya pada klenik mempraktekkan ilmu santetnya.
10. Laskar Pemimpi
Agresi Militer Belanda II bulan Desember 1948 membuat Sri Mulyani (Tika Project Pop) terbuang dari kampung halamannya di Maguwo, Jawa Tengah. Sri yang lugu mengembara sampai ke wilayah Panjen dan bertemu dengan pasukan gerilya Indonesia pimpinan Kapten Hadi Sugito (Gading Marten) yang sedang membuka pendaftaran anggota baru.
Bersama Sri hari itu, Udjo, putra seorang ningrat yang mendaftarkan diri karena diperdaya Wiwid (Shanty) gadis pujaan hatinya. Selain itu, ada Ahok (Odie Project Pop) dan Tumino (Gugum Project Pop), pemuda desa dari wilayah sekitar Panjen. Mereka kemudian bergabung dengan Toar (Yosi Project Pop) pemuda rabun yang sudah lebih dulu menjadi gerilyawan, Kopral Jono (Dwi Sasono) yang sering diturunkan pangkatnya, dan Letnan Bowo (Teuku Rifnu Wikana) tangan kanan Kapten Hadi Sugito.
Sebelum Sri dan teman-temannya mendapat bekal bertempur yang memadai, pasukan KNIL di bawah pimpinan Letnan Kuyt sudah menyerang basis mereka, desa Panjen. Letnan Kuyt menculik Wiwid dan adiknya, Yayuk (Masayu Anastasia) hingga menimbulkan kemarahan Kopral Jono dan anggota baru gerilyawan Panjen.
Di bawah pimpinan Kopral Jono, laskar yang minim pengalaman itu nekad kabur dari markas untuk membebaskan teman-teman mereka. Dengan hanya mengandalkan keterangan dari Once (Oon Project Pop) tentara KNIL yang mereka tawan, dan laskar mbalelo itu menyerbu markas Letnan Kuyt. Akibatnya, mereka malah terdesak lalu ikut ditawan. Untunglah Letnan Bowo dengan pasukan Panjen lainnya menyusul dan membebaskan mereka.
Ulah Kopral Jono dan anak buahnya itu membuat Kapten Hadi murka. Mereka dipecat dengan tidak terhormat. Hal ini membuat mereka tidak diikutsertakan dalam serangan besar ke Yogya tanggal 1 Maret 1949 yang dipimpin Letkol Soeharto. Tapi, semangat bertempur Kopral Jono dan para laskar terbuang itu tidak surut. Diam-diam mereka bergerak sendiri mencegat pasukan bantuan Belanda dalam suatu misi nekad, mereka dikenal sebagai pasukan elite oleh pasukan Siliwangi, dan turut mencatatkan sejarah sebagai pahlawan ugal-ugalan yang terlupakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar